Cek Kesiapan Diperlukan Untuk Jadi Santri Buya Yahya di Pesantren Al Bahjah

Bagaimana cara memastikan kesiapan anak untuk mondok di pesantren Al Bahjah menjadi santri Buya Yahya? Berikut materi dan panduan agar lulus tes daftar mondok di penerimaan santri baru Al Bahjah.


Daftar Mondok Pesantren Albahjah


Di dalam zikir terdapat doa dan bacaan-bacaan pilihan yang menjadi senjata orang beriman, termasuk bekal pokok santri dan sarana dakwah bagi masyarakat umum.


Di artikel ini tertulis pengalaman dan ulasan tentang kesiapan mondok secara umum dan kegiatan santri Al Bahjah yang diambil dari pengalaman pribadi penulis sebagai Alumni Santri dan Pengurus di Al Bahjah.


Untuk langsung ke bacaan dzikir dan materi tes seleksi pendaftaran santri baru pesantren Al Bahjah silahkan klik materinya disini.



Meskipun panduan ini lebih cenderung tentang mondok di Pesantren Al Bahjah, tapi kiat sukses mempersiapkan anak untuk mondok di pesantren manapun kurang lebih sama, karena penulis telah berpengalaman di beberapa Pondok dan mengamati serta turut serta kegiatan dakwah di masyakarat.


Setiap Ulama atau Ustadz memiliki kisah tersendiri ketika menempuh, ada baiknya kita simak dulu bagaimana cerita unik Buya Yahya waktu masih mondok jadi santri




Bagi Anda yang pernah atau punya pengalaman mondok juga sangat disarankan untuk berbagi bersama disini untuk memberikan inspirasi, tips dan kiat sukses agar anak santri betah dan bisa bermanfaat setidaknya bagi diri sendiri.


Mengerti tentang apa saja yang dilakukan santri, apa yang dibutuhkan, apa saja yang harus dihafal dan dipersiapkan, akan jadi apa kelak setelah usai mondok itu semua menjadi bekal untuk mondok.


Dari bekal tersebut bisa dilihat sejauh mana seorang santri bisa betah di pesantren, atau mengetahui berapa lama santri itu mondok di pesantren. Namun jangan sampai memikirkan hal-hal kurang penting.


Hal-hal kurang penting tersebut bisa mengganggu bagaimana santri belajar dan melaksanakan tata tertib kegiatan pesantren, semisal memikirkan bagaimana cara kabur, jam berapa bisa tidur, kapan pulang dsb.


Kapan bisa pulang ini kadang menjadi godaan bagi santri baru, apalagi sampai kabur dari pondok, padahal kalau sampai di rumah malah ditegur keras orangtuanya, padahal cuma mau tidur nyenyak 


Bukan cuma santri baru, terkadang santri lama juga sampai beralasan sakit ketika kurang tidur atau sedang tidak betah. Hal-hal yang tidak indah seperti ini karena kurangnya bekal mondok dan dukungan.


Dukungan tersebut seperti lingkungan rumah yang bernuansa keagamaan - salaf, banyak pengajian dan kegiatan acara atau rekreasi islami, orangtua dan keluarganya juga mendukung dan mempersiapkan.


Persiapan itu bisa seperti menjadikan mondok di pesantren itu sebuah penghargaan dan kebanggaan, dan jauh sebelum mondok juga perlu dikenalkan dengan para guru ngaji atau kyai di kampung.


Doa restu guru dan orangtua sangat penting bagi kesuksesan anak santri, mengikhlaskan anaknya mondok di bawah bimbingan Pengasuh dan Pengurus, insyaallah setelah lulus jadi bermanfaat.


Dan jika pondok pesantren tidak menyediakan ijazah, maka jangan menuntut ijazah, ini biasanya menjadi pemikiran orangtua yang menginginkan anaknya bisa kuliah usai lulus pondok pesantren.


Tidak masalah jika usai mondok mau kuliah, akan tetapi cari pondok pesantren yang memang mendukung dan memfasilitasi agar santri-santri bisa kuliah setelah lulus dari pondok pesantren.


Maka, perlu banyak tanya sebelum masuk pondok, pahami syarat dan ketentuan pendaftaran, survei dan konsultasi dengan Ulama atau Guru Agama terdekat jauh sebelum waktunya PSB / PPDB Pesantren.


Bimbingan tepat dari orangtua dan keadaan lingkungan rumah penting untuk diperhatikan, dari mulai bagaimana cara shalat yang baik dan tepat waktu, ngaji sampingan sebagai santri kalong.


Tidak lupa juga silaturahmi ke para Guru dan Ustadz-Ustadz di kampung, atau mungkin keliling pesantren menjadi agenda rutin ketika liburan sebagai wisata religi, insyaallah berkah.


Keberkahan silaturahmi dengan para Guru dan Ulama juga bisa dengan memondokkan harta yang kita punya, tenaga atau apapun yang Allah titipkan kepada kita selaku Hamba-Nya.


Sabar dan pasrah juga ditekankan kembali untuk orangtua yang ingin anaknya sukses, meskipun si anak sudah lama mondok dan masyarakat di kampungnya membutuhkan, musyawarahkan terlebih dulu.


Ada beberapa Pengasuh Pondok yang jeli melihat pontensi serta prioritas, paham antara dunia akademik pondok pesantren dengan kebutuhan masyarakat, sehingga mungkin si anak berpotensi sedang dipersiapkan untuk bisa mengkader.


Kaderisasi ini diperlukan untuk manfaat yang lebih luas, bagi santri yang berpotensi akan dioptimalkan persiapannya, hingga diuji seperti dikirim ke daerah tertentu untuk berdakwah.


Yang terjun berjuang di kampung tidak harus sang anak santri dari kampung itu, bisa jadi santri tersebut lebih optimal, seperti menjadi pencetak para Guru Ngaji dan Dai untuk masyarakat yang lebih luas.


Diantara Pengasuh Pondok Pesantren yang seperti itu adalah Buya Yahya, Pengasuh Pondok Pesantren, Pendiri Yayasan dan Pembina Majelis Lembaga Pengembangan Dakwah (LPD) Al-Bahjah Cirebon.



Bagaimana latar belakang Pesantren Al-Bahjah, siapa Buya Yahya dan bagaimana pendidikannya, seperti apa kegiatan mondok dan ngaji santri Al-Bahjah dari mulai bangun tidur hingga mau tidur lagi, pelajari selengkapnya.


Latar Belakang Pesantren Al-Bahjah

Dikutip dari situs resmi albahjah.or.id - Lembaga Pengembangan Dakwah Al-Bahjah (LPD Al Bahjah) atau lebih dikenal dengan nama Al-Bahjah diawali dengan rangkaian dakwah oleh Buya Yahya, seorang Ulama muda kharismatik yang kemudian menjadi pendiri lembaga dakwah tersebut. 


Nama pilihan Buya Yahya "Al-Bahjah" berarti "cahaya" atau "kemegahan". Sesuai dengan namanya, secara filosofis keberadaan LPD Al-Bahjah diharapkan dapat menjadi “cahaya cahaya” bagi umat Nabi Muhammad Rasulullillah SAW.


Mulanya, Buya Yahya datang ke Cirebon pada tahun 2006 untuk memenuhi misi Universitas Al Ahgaff mendirikan sekolah persiapan Universitas Al Ahgaff di Indonesia. Pada tahun kedua dakwah Buya Yahya tersebar luas di kota Cirebon, beliau mampu membuka beberapa pertemuan Ta'lim di beberapa masjid penting di dalam dan sekitar kota Cirebon. 


Usaha dakwah terus berkembang hingga akhirnya sebagian masyarakat sekitar dari umat Islam meminta untuk menitipkan anaknya kepada Buya Yahya.


Awalnya Buya tidak langsung menerima karena keadaan tempatnya, karena masih tinggal di rumah pinjaman di Cirebon. Baru setelah Buya Yahya memiliki tempat tinggal lain yaitu rumah kontrakan di samping tempat tinggal Buya Yahya yaitu di kawasan Karang Jalak Cirebon, Buya Yahya mulai menerima beberapa murid pada saat itu. 


Tidak semua calon peserta didik diterima dengan segera karena selain daya tampung asrama tempat tinggal, juga sumber daya lainnya kurang mencukupi untuk membuka penerimaan santri baru. Asrama-asrama itu sepertinya selalu penuh dengan Santri hingga tahun depannya.


Pelajaran dari semua itu mendorong Buya Yahya dan kawan-kawannya, baik di Cirebon maupun di luar Cirebon, mencoba mencari tempat yang lebih layak untuk menjadi pusat resmi Lembaga Pengembangan Dakwah Al-Bahjah, termasuk Al-Bahjah Islamic Center. 


Dan akhirnya pilihan jatuh pada sebuah tempat bernama Kelurahan Sendang Kec. Sumber Kabupaten Cirebon. Lokasi pesantren di tengah sawah, jauh dari pemukiman penduduk pada waktu itu.


Bangunan pertama berupa pondok kecil dan balai besar berukuran 15 x 25 m, yang digunakan sebagai ruang umum dan tempat belajar santri dari pertemuan ta'lim mingguan dan seterusnya. 


Kemudian menyusul bangunan masjid dengan ukuran 15 x 15 M dan 8 asrama, rumah Kyai (Pengasuh) juga 20 kamar mandi serta studio Radio Qu Fm.


Ketika Buya Yahya mendapat izin dari Gurunya, Al-Habib Abdullah Bin Muhammad Baharun untuk mendirikan pesantren, ada pesan khusus untuk memfasilitasi pendirian pesantren, yaitu, “Agar tidak perlu terlalu repot cari dana, tapi mulailah dengan kesederhanaan dan alakadarnya."


Singkatnya, pada Juni 2008 pembangunan pondok pesantren dimulai. Sekitar satu setengah tahun kemudian (tepatnya 10 Januari 2010), pesantren resmi menerima santri putra dan putri dan diresmikan pada hari yang sama oleh Al-Habib Abdullah Bin Muhammad Baharun dari Yaman. Dalam rangka itu juga Lembaga Pengembangan Dakwah Al-Bahjah (LPD Al-Bahjah) diresmikan.


Biografi dan Pendidikan Buya Yahya

Dari Buyayahya.org - Prof. Yahya Zainul Ma'arif, Lc., M.A., Ph.D. (Arabnya يحيى زين المعارف) akrab disapa dengan panggilan Buya Yahya kelahiran 10 Agustus tahun 1973. Buya Yahya adalah pendiri Lembaga Pengembangan Da'wah (LPD) dan pengasuh Pondok Pesantren Al-Bahjah Pusat, Cirebon.


Awal mula pendidikan nonformal Buya Yahya di Madrasah Diniah Al-Falah daerah Blitar dalam waktu 8 tahun di bawah pengasuhan Guru Buya Yahya, yaitu KH. Imron Mahbub. Kemudian di Pesantren Dalwa Pasuruan dalam asuhan Al Habib Hasan Baharun selama 8 tahun.


Belajarnya Buya Yahya juga hingga ke luar negeri, Tarim dan Mukalla Hadhramaut Yaman, diasuh oleh Hb. Abdullah bin Muhammad Baharun dan Hb. Idrus bin Umar Al Kaff. Adapun pendidikan formalnya Buya Yahya selesai program Ph.D di American University for Human Sciences California, Amerika Serikat.


Kini, gelar guru besar kehormatan bidang Hukum Islam disandang Buya Yahya dengan pengukuhannya dari Universitas Islam Sultan Agung, Semarang, Jawa Tengah. Para Guru Buya Yahya yang ada dari Indonesia hingga Mancanegara, serta buku-buku Buya Yahya yang menjadi karya tulisnya dapat dilihat juga di Wikipedia.


Jadwal Kegiatan Santri Al-Bahjah

Secara umum, berikut jadwal harian kegiatan Santri di Pondok Pesantren Al-Bahjah


Kegiatan Santri di Pesantren Al Bahjah


Kurikulum dan Pembelajaran Santri 

Di Pondok Pesantren Al Bahjah terdapat beberapa program pembelajaran dengan pengelompokkan usia, dari mulai pendidikan anak usia dini, usia dasar hingga usia menengah keatas. Dengan program Tahfidzqul Quran hingga pembelajaran kitab kuning. Selengkapnya tentang Pondok Pesantren Al Bahjah dan syarat ketentuan pendafyarannya silahkan lihat di artikel pendidikan nonformal Al Bahjah.


Materi Tes Untuk Daftar PSB Al-Bahjah

Untuk daftar mondok di Pesantren Tafaqquh Al Bahjah ada beberapa syarat berupa tes; dari mulai wawancara dengan Walisantri tentang surat kesepahaman apakah siap atau tidaknya, kemudian tes mabit berupa uji coba berkegiatan harian santri, hingga tes akademik seperti daya hafal dan kemampuan baca tulis. Materi tersebut dapat dilihat disini (materi tes seleksi).


Panduan Dzikir Shalat Santri Albahjah

Simpan dan hafalkan bacaan dzikir majelis Al Bahjah asuhan Buya Yahya berikut, panduan dzikir revisi-3 yang update pada 30 Oktober 2022 oleh Penerbit Pustaka Al-Bahjah. Santri di Pondok Pesantren Al-Bahjah biasanya menggunakan bacaan dzikir shalat ini, terutama bagi imam sholat.




Perlu diperhatikan, Cabang Pondok Pesantren Al Bahjah tersebar di berbagai wilayah di Indonesia, namun pendaftaran Pesantren Tahfidz dan Tafaqquh saat ini hanya resmi diadakan di Al Bahjah Pusat, berikut google map untuk panduan alamat ke alamat Pusat. Anda juga bisa berbagi ulasan dan mungkin foto Anda ketika majelis, berbagi ulasan dan foto disini.



Keyword : Kegiatan Santri Al Bahjah, Pesantren Buya Yahya, Persiapan Mondok, Panduan Shalat, Buku Dzikir Al Bahjah, Syarat dan Ketentuan Pesantren Al Bahjah, Buya Yahya Al Bahjah, Al Bahjah Buya Yahya, Daftar Pesantren Al Bahjah, Pendaftaran Santri Al Bahjah, Santri Buya Yahya

  • Silsilah kajian akhlak anak santri
  • Bersuci dengan wudhu dan tayammum
  • Panduan sholat, dzikir dan wirid
  • Buku dzikir setelah sholat
  • Doa tahlil dan khutbah jumat
  • Panduan dzikir dan wirid Al-Bahjah
  • Tempat Majelis Kajian Buya Yahya
  • Kelengkapan mondok / bermukim
  • Kesepahaman Orangtua / Walisantri

0 Response to "Cek Kesiapan Diperlukan Untuk Jadi Santri Buya Yahya di Pesantren Al Bahjah"

Posting Komentar